Eysenck
berpendapat dasar umum sifat-sifat kepribadian berasal dari keturunan, dalam
bentuk tipe dan trait. Namun dia juga berpendapat bahwa semua tingkah laku
dipelajari dari lingkungan. Menurutnya kepribadian adalah keseluruhan pola
tingkah laku aktual maupun potensial dari organisme, sebagaimana ditentukan
oleh keturunan dan lingkungan. Pola tingkah laku itu berasal dan dikembangkan
melalui interaksi fungsional dari empat sektor utama yang mengorganisasi
tingkah laku; sektor kognitif (intelligence)¸sektor konatif (character), sektor
afektif (temperament) dan sektor somantik (constitution).
Kepribadian
sebagai organisasi tingkah laku oleh Eysenck dipandang memiliki empat tingkatan
hirarkis, berturut-turut dari hirarki yang tinggi ke hirarki yang rendah: tipe
– traits – habit – respon spesifik.
1.
Tipe : kumpulan dari trait, yang mewadahi
kombinasi trait dalam suatu dimensi yang luas.
2.
Trait : kumpulan kecenderungan kegiatan, koleksi
respon yang saling berkaitan atau mempunyai persamaan tertentu. Ini adalah
disposisi kepribadian yang penting dan permanen.
3.
Kebiasaan tingkah laku atau berfikir, kumpulan
respon spesifik, tingkahlaku/fikiran yang muncul kembali untuk merespon
kejadian yang mirip.
4.
Respon spesifik, tingkah laku yang secara aktual
dapat diamati, yang berfungsi sebagai respon terhadap suatu kejadian.
Tipe
Eysenck menemukan dan
mengelaborasi tiga tipe - E, N, P – tanpa menyatakan secara eksplisit peluang
untuk menemukan dimensi yang lain pada masa yang akan datang.
I.
Ekstraversi
Ekstraversi adalah orang yang pandangannya objektif
dan tidak pribadi, kebalikannya adalah introversi yaitu orang dengan pandangan
subjektif dan individualis.
Ekstraversi
|
Introversi
|
Sosiabel
|
Tidak sosial
|
Lincah
|
Pendiam
|
Aktif
|
Pasif
|
Asertif
|
Ragu
|
Mancari sensasi
|
Banyak fikiran
|
Riang
|
Sedih
|
Dominan
|
Penurut
|
Bersemangat
|
Pesimis
|
Berani
|
Penakut
|
Penyebab utama perbedaannya adalah tingkat
keterangsangan korteks (CAL=Cortical Arousal Level), kondisi fisiologis yang
sebagian besar bersifat keturunan. CAL adalah gambaran bagaimana korteks
mereaksi stimulasi indrawi. Orang yang ekstravers CALnya rendah, sedangkan
intovers CALnya tinggi.
II.
Neurotisisme
Seperti ekstravesi-introversi, neurotisisme-stabiliti mempunyai
komponen hereditas yang kuat. Orang yang skor neurotiknya tinggi sering
mempunyai kecenderungan reaksi emosional yang berlebihan dan sulit kembali
normal sesudah emosinya meningkat. Mereka sering mengeluh dengan simptom fisik,
seperti sakit kepala, sakit pinggang, permasalahan psikologi yang kabur seperti
khawatir dan cemas.
Subyek
|
Dimensi
|
CAL
|
ANS
|
Simptom
|
(C)
|
Introver-Stabilita
|
Tinggi
|
Rendah
|
Normal introvers
|
(A)
|
Introver-Neurotik
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Gangguan psikis
tingkat pertama
|
(D)
|
Ekstravers-Stabilita
|
Rendah
|
Rendah
|
Normal ekstravers
|
(B)
|
Ekstravers-Neurotik
|
Rendah
|
Tinggi
|
Gangguan psikis
tingkat kedua
|
III.
Psikotisme
Seperti pada ekstraversi dan neurotisisme, psikotisme
mempunyai unsur genetik yang besar.
Psikotisme
tinggi
|
Psikotisme
rendah
|
Agresif
|
Merawat/baik hati
|
Dingin
|
Hangat
|
Egosentrik
|
Penuh perhatian
|
Takpribadi
|
Akrab
|
Impulsif
|
Tenang
|
Antisosial
|
Sangat sosial
|
Takempatik
|
Empatik
|
Kreatif
|
Kooperatif
|
Keras hati
|
Sabar
|
Kecerdasan
Eysenck sesungguhnya ingin memasukkan kecerdasan sebagai
dimensi keempat dari kepribadian. Seperti tiga dimensi yang lain, kecerdasan
lebih banyak dipengaruhi oleh keturunan. Namun penelitian disekitar kecerdasan
masih belum dapat mengelaborasi faktor kecerdasan itu dengan keseluruhan
kepribadian manusia. Banyak kontroversi tentang hubungan antara kecerdasan
dengan ras yang belum terselesaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar