Teori
Abraham Maslow dimasukkan ke dalam paradigma traits karena teori ini menekankan
pentingnya peran kebutuhan dalam pembentukkan kepribadian. Dalam hal ini
kedudukan Maslow menjadi unik. Pada mulanya dia adalah kelompok behavioris.
Namun kemudian dia menyadari bahwa behaviorisme dan psikoanalisis yang
mengembangkan teori berdasarkan penelitian binatang dan orang neurotik, tidak
berhasil menangkap keajaiban nilai-nilai kemanusiaan. Akhirnya dia menjadi
orang pertama yang memproklamirkan alliran humanistik.
Humanisme
Humanisme
menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk
menyatakan diri (self-realization). Humanisme yakin bahwa manusia memiliki
potensi di dalam dirinya untuk berkembang sehat dan kreatif, dan jika orang mau
menerima tanggungjawab untuk dirinya sendiri, dia akan menyadari potensinya,
mengatasi pengaruh kuat dari pendidikan orang tua, sekolah, dan tekanan sosial
lainnya. Pandangan humanisme dalam kepribadian menekankan hal-hal berikut :
1.
Holisme
Holisme menegaskan bahwa organisme selalu
bertingkahlaku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian
bagian/komponen yang berbeda.
2.
Menolak
riset binatang
Psikologi humanistik menekankan perbedaan antara
tingkah laku manusia dengan tingkah laku binatang. Riset binatang memandang
manusia sebagai mesin dan mata ratai refleks-kondisioning, mengabaikan
karakteristik manusia yang unik.
3.
Manusia pada dasarnya baik, bukan setan
Menurut Maslow, manusia memiliki struktur psikologik
yang analog dengan struktur fisik: mereka memiliki “kebutuhan, kemampuan, dan
kecenderungan yang sifat dasarnya genetik.” Kebutuhan, kemampuan dan
kecenderungan itu secara esensial sesuatu yang baik, atau paling tidak sesuatu
yang netral, itu bukan setan. Sifat setan yang jahat, destruksif dan kekerasan
adalah hasil dari frustasi atau kegagalan memuaskan kebutuhan dasar, dan bukan
bagian dari hereditas. Manusia mempunyai struktur yang potensial untuk
berkembang positif.
4.
Potensi kreatif
Kreativitas merupakan ciri universal manusia, sejak
dilahirkan. Kreativitas adalah potensi semua orang, yang tidak memerlukan bakat
dan kemampuan khusus. Sayang, umumnya orang justru kehilangan kreativitas ini
karena proses pembudayaan (enculturated).
5.
Menekankan kesatuan psikologik
Pendekatan humanistik mengarahkan pusat perhatiannya
kepada manusia sehat, kreatif, dan mampu mengaktualisasikan diri. Maslow
berpendapat psikopatologi umumnya hasil dari penolakan, frustasi, atau
penyimpangan dari hakekat alami seseorang. Dalam pandangan ini, apa yang baik
adalah semua yang memajukan aktualisasi diri, dan yang buruk atau abnormal
adalah segala hal yang menggagalkan atau menghambat atau menolak kemanusiaan
sebagai hakekat alami. Karena itu psikoterapi adalah usaha mengembalikan orang
ke jalur aktualisasi dirinya dan berkembang sepanjang lintasan yang diatur oleh
alam di dalam dirinya.
Motivasi: Teori Hirarki Kebutuhan
Maslow
menyusun teori motivasi manusia, di mana variasi kebutuhan manusia di pandang
tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang. Setiap jenjang kebutuhan dapat
dipenuhi hanya kalau jenjang sebelumnya telah (relatif) terpuaskan.
Jenjang
Need
|
Deskripsi
|
|
Metaneed
|
Self actualization needs
|
Kebutuhan orang untuk menjadi yang
seharusnya sesuai dengan potensinya. Kebutuhan kreatif, realisasi diri,
pengembangan self.
|
Basicneed
|
Esteem needs
|
|
Love needs/ Belongingness
|
Kebutuhan kasih sayang, keluarga,
sejawat, pasangan, anak.
Kebutuhan menjadi bagian dari
kelompok, masyarakat.
|
|
Safety needs
|
Kebutuhan keamanan, satabilitas,
proteksi, struktur, hukum, keteraturan, batas, bebas dari takut dan cemas.
|
|
Physiological needs
|
Kebutuhan homeostatik: makan, minum,
gula, garam, protein, serta kebutuhan istirahat dan seks
|
Hubungan antar kebutuhan
Jenjang motivasi
bersifat mengikat, maksudnya kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah harus relatif
terpuaskan sebelum orang menyadari atau dimotivasi oleh kebutuhan yang
jenjangnya lebih tinggi.
Tidak ada
orang yang basic need-nya terpuaskan 100%. Maslow memperkirakan rata-rata orang
dapat terpuaskan kebutuhan:
·
Fisiologis sampai 85%
·
Keamanan 70%
·
Dicintai dan mencintai 50%
·
Self esteem 40%
·
Aktualisasi 10%
Tidak peduli
seberapa tinggi jenjang yang sudah dilewatinya, kalau jenjang di bawah
mengalami ketidakpuasan atau tingkat kepuasannya masih sangat kecil, dia akan
kembali ke jenjang yang tak terpuaskan itu sampai memperoleh tingkat kepuasan
yang dikehendaki.
Kebutuhan rendah vs kebutuhan
tinggi
Pada
umumnya kebutuhan yang lebih rendah mempunyai kekuatan atau kecenderungan yang
lebih besar untuk diprioritaskan. Jika orang tidak pernah kekurangan kebutuhan
dasar mungkin mereka menjadi cenderung menganggap ringan kebutuhan itu,
sehingga kebutuhan itu tidak menjadi motivator tingkahlakunya. Perbandingan antara
kebutuhan-kebutuhan itu dipostulatkan oleh Maslow sebagai berikut:
1. Kebutuhan
meta muncul belakangan dalam evolusi perkembangan manusia
2. Kebutuhan
yang lebih tinggi muncul belakangan dalam perkembangan individu
3. Kebutuhan
yang semakin lebih tinggi, semakin kurang kaitannya dengan usaha mempertahankan
kehidupan, perolehan kepuasannya bisa ditunda semakin lama
4. Kebutuhan
meta memberi sumbangan yang lebih besar untuk tumbuh dan berkembang, dalam
bentuk kesehatan yang lebih baik, usia panjang, dan memperluas efisiensi
biologis
5. Kebutuhan
yang lebih rendah hanya menghasilkan kepuasan biologis, sedangkan kebutuhan
yang lebih tinggi memberi keuntungan biologis dan psikologis
6. Kepuasan
pada kebutuhan yang lebih tinggi melibatkan lebih banyak persyaratan dan lebih
kompleks dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih rendah
7. Kepuasan
pada kebutuhan yang lebih tinggi memerlukan kondisi eksternal – sosial,
ekonomi, politik – yang lebih baik dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih
rendah
Maslow menemukan 17
rincian kebutuhan estetik dan kognitif (kebutuhan meta)
Metaneed
|
Karakter yang sama/berhubungan
|
Keanggunan (beauty)
|
Keindahan, keseimbangan bentuk, menarik perhatian
|
Bersemangat (aliveness)
|
Hidup, bergerak spontan, berfungsi penuh, berubah dalam aturan
|
Keunikan (uniqueness)
|
Keistimewaan, kekhasan, takada yang sama, kebaruan
|
Bermain-main (playfullness)
|
Gembira, riang, senang, menggelikan, humor
|
Kesederhanaan (simplicity)
|
Jujur, terbuka, menasar, tidak berlebihan, tidak rumit
|
Kebaikan (goodness)
|
Positif, bernilai, sesuai dengan yang diharapkan
|
Teratur (order)
|
Rapi, terencana, mengikuti aturan, seimbang
|
Kemandirian (self sufficiency)
|
Otonom, menentukan diri sendiri, tidak tergantung
|
Kemudahan (effortlessness)
|
Ringan, tanpa usaha, tanpa hambatan, bergaya
|
Kesempurnaan (perfection)
|
Mutlak, pantas, tidak berlebihan dan tidak kurang, optimal
|
Kelengkapan (completion)
|
Selesai, tamat, sampai akhir, puas terpenuhi, tanpa sisa
|
Berisi (richness)
|
Kompleks, rumit, penuh, berat, semua sama penting
|
Hukum (justice)
|
Tidak berat sebelah, menurut hukum, yang seharusnya
|
Penyatuan (dicotomy/transcendence)
|
Menerima perbedaan, perubahan, penggabungan
|
Keharusan (necessity)
|
Tak dapat ditolak, syarat sesuatu harus seperti itu
|
Kebulatan (wholeness)
|
Kesatuan, integrasi, kecenderungan menyatu, saling berhubungan
|
Kebenaran (truth)
|
Kenyataan, apa adanya, faktual, tidak berbohong
|
Kebutuhan neukrotik
Kepuasan
kebutuhan hirarkis (konatif, estetik, dan kognitif) menjadi dasar dari
kesehatan fisik dan psikis seseorang, dan frustasi karena kegagalan memperoleh
kepuasan akan menimbulkan gangguan, penyakit pada taraf tertentu. Maslow mengemukakan,
manusia masih mempunyai kebutuhan yakni kebutuhan neurotik, yang bekerja
terpisah dari kebutuhan lainnya. Frustasi karena kebutuhan hirarkis tidak terpenuhi,
dalam keadaan yang ekstrim dan berjangka lama dapat berubah menjadi kebutuhan
neukrotik.
Kebutuhan
neukrotik bersifat nonproduktif, mengembangkan gaya hidup yang tidak sehat,
gaya hidup yang tidak memiliki nilai dalam kaitannya dengan perjuangan mencapai
aktualisasi diri, gaya hidup reaktif, berperan sebagai kompensasi dari
kebutuhan dasar yang tidak tepenuhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar